PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI, KLS 10
PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI
Pengertian
👉 Kata geografi berasal dari bahasa Yunani yang mana ungkapan itu pertama kali dicetuskan oleh Eratosthenes ( disebut sebagai Bapak Geografi asal Yunani), mengemukakan kata “geografika”. Kata itu berakar dari geo artinya bumi dan graphika artinya lukisan atau tulisan atau citra.
👉Bintarto (1977) (Guru besar UGM yang pertama kali mengenalkan ilmu geografi di Indonesia) mengemukakan, bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitra, menerangkan sifat bumi, menganalisis gejala alam dan penduduk serta mempelajari corak khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur bumi dalam ruang dan waktu.
👉Hasil Seminar Lokakarya Ikatan Guru Indonesia (IGI) di Semarang tahun 1988 menyepakati rumusan, bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks keruangan.
|
Ruang
adalah wadah yang meliputi ruang darat,
ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu
kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan,
dan memelihara kelangsungan hidupnya (UU no. 26 tahun 2007). |
Berdasarkan pada beberapa penjelasan arti dari geografi, maka mempelajari geografi mencakup menganalisis gejala manusia dan gejala alam. Dalam mrmpelajarinya dilakukan analisis persebaran-interelasi-interaksi fenomena (kejadian alam yang tidak biasa) atau masalah yang terjadi dalam
suatu ruang.
Obyek Geografi (sasaran)
Setiap disiplin ilmu memilki obyek yang menjadi bidang kajiannya. Obyek dalam bidang ilmu geografit berupa obyek material dan obyek formal.
Obyek material berkaitan dengan substansi materi yang dikaji,
Sedangkan Obyek formal berkaitan dengan pendekatan (cara pandang) yang digunakan dalam menganalisis substansi (obyek material) tersebut.
Ø Obyek material ilmu geografi adalah fenomena geosfer yang meliputi:
1. Litosfer (lapisan Batuan)
2. Hidrosfer(Lapisan Air)
3. Atmosfer (Lapisan Udara)
4. Biosfer (Lapisan Makhluk Hidup)
5. Antroposfer (Lapisan Manusia).
Obyek material pada geografi juga menjadi bidang kajian bagi disiplin ilmu lain, seperti geologi, hidrologi, biologi, fisika, kimia, dan disiplin ilmu lain. Sebagai contoh obyek material tanah atau batuan. obyek itu juga menjadi bidang kajian bagi geologi, agronomi, fisika, dan kimia.Oleh karena itu untuk membedakan disiplin ilmu yang satu dengan disiplin ilmu yang lain dapat dilakukan dengan menelaah obyek formalnya.
Obyek formal geografi berupa pendekatan (cara pandang) yang digunakan dalam memahami obyek material. Dalam hal ini geografi memilki pendekatan spesifik yang membedakan dengan ilmu-ilmu lain. Salah satu cara dengan menganalisis masalah dengan beberapa pertanyaan yang terdiri unsur 5W + 1H what, where, when, why, who, dan how.
Aspek Geografi / sudut pandang
Maksud dari aspek adalah suatu penginterprestasian dan gagasan serta hal-hal yang dipertimbangkan dalam kajian geografi.
Menurut Hagget, aspek geografi dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Geografi fisik
Geografi fisik merupakan cabang geografi yang
mempelajari gejala fisik di permukaan bumi. Gejala fisik itu terdiri atas tanah, air, udara
dengan segala prosesnya. Bidang kajian dalam geografi fisik adalah
gejala alamiah dipermukaan bumi yang menjadi lingkungan hidup manusia. Contoh dari asprk fisik misalnya danau yang terbentuk eks gunung api yang meletus meninggalkan gubangan yang besar.
b. Geografi Manusia / Geografi non fisik
Geografi manusia merupakan cabang geografi yang obyek kajiannya keruangan manusia. Aspek-aspek yang dikaji dalam cabang ini termaasuk kependudukan, aktivitas manusia yang meliputi aktivitas ekonomi, aktivitas politik, aktivitas sosial dan aktivitas budayanya. Dalam melakukan studi aspek kemanusiaan, geografi manusia terbagi dalam cabang-cabang geografi penduduk, geografi ekonomi, geografi politik, geografi permukiman dan geografi sosial. Contok dari aspek ini, misalnya terbentuknya waduk yang indah hasil buatan manusia.
Konsep Esensial Geografi
Konsep merupakan pengertian yang merujuk pada sesuatu. Konsep esensial suatu bidang ilmu merupakan pengertian-pengertian untuk mengungkapan atau menggambaran corak abstrak fenomena esensial dari obyek material bidang kajian suatu ilmu. Oleh karena itu, konsep esensial merupakan elemen yang penting dalam memahami fenomena yang terjadi.
Dalam
geografi dikenali sejumlah konsep esensial sebagai berikut.
1. Lokasi
Lokasi adalah letak atau tempat dimana fenomena geografi terjadi. Konsep
lokasi dibagi menjadi dua yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif.
a) Lokasi Absolut
Lokasi absolut adalah letak atau tempat yang dilihat dari garis lintang dan garis garis bujur (garis astronomis). Lokasi absolut keadaannya tetap dan tidak dapat berpindah letaknya karena berpedoman pada garis astronomis bumi.
Contoh :
b) Lokasi Relatif
Lokasi relatif adalah letak atau tempat yang dilihat dari daerah lain disekitarnya. Lokasi relatif dapat berganti-ganti sesuai dengan objek yang ada disekitarnya.
Contoh : Kota Balikpapan
Contoh lainnya suatu rumah yang bagus namun dibangun disebelah kuburan, atau di area industri dengan polusi udara yang tinggi, atau dibangun dilokasi yang belum tersedia jalan yang layak, akan bernilai rendah. Lokasi keberadaan rumah menjadi penentu nilai rumah yang dibangun.
2. Jarak
Jarak adalah ruang atau sela yang menghubungkan antara dua lokasi atau
dua objek dan dihitung melalui hitungan panjang maupun waktu. Konsep Jarak
memiliki peranan penting dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Konsep
jarak dibagi menjadi dua, yaitu jarak mutlak dan jarak relatif.
1) Jarak Mutlak
Jarak mutlak adalah ruang atau sela antara dua lokasi yang digambarkan
atau dijelaskan melalui ukuran panjang dalam satuan ukuran meter, kilometer,
dsb. Jarak mutlak merupakan jarak yang tetap dan tidak dapat berubah-ubah.
Contoh, Desa A merupakan wilayah dengan penghasil pertanian yang cukup banyak dikarenakan penduduknya bermata pencarian sebagai petani, sedangkan desa B merupakan wilayah dengan penghasil ikan karena penduduknya bekerja sebagai nelayan. Kedua wilayah ini setiap hari terjadi interaksi guna memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan jarak tempuh 1km.
2) Jarak Relatif
Jarak
relatif adalah ruang atau sela antara dua lokasi yang dinyatakan dalam lamanya
perjalanan atau waktu.
Contoh, Untuk menuju desa A dari desa B memerlukan waktu 15 menit.
3. Morfologi / Kenampakan
Morfologi adalah konsep yang berkaitan dengan bentuk permukaan bumi
secara keseluruhan misalnya dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan, lembah,
dsb.
4. Keterjangkauan
Keterjangkauan adalah jarak yang mampu dicapai dengan maksimum dari satu
wilayah ke wilayah lain. Keterjangkauan tidak hanya tergantung pada jarak
tetapi juga tergantung pada sarana dan prasarana penunjang seperti jalan, transportasi dan telekomunikasi untuk menjangkau suatu wilayah.
5. Pola
Pola adalah bentuk, struktur, dan persebaran fenomena atau kejadian di permukaan bumi baik gejala alam maupun gejala sosial
Contoh, pemukiman penduduk nelayan di wilayah sekitar pantai akan memanjang mengikuti garis pantai, hal tersebut mengakibatkan pemukiman penduduk nampak membentuk pola mengikuti garis pantai.
6. Aglomerasi
Aglomerasi adalah adanya suatu fenomena yang mengelompok menjadi satu
bentuk atau struktur.
Contoh, diwilayah perkotaan banyak dibangun perumahan. Perumahan tersebut pada akhirnya akan mengelompokkan kehidupan masyarakat sesuai dengan ekonomi mereka, sehingga terbentuklah pengelompokan-pengelompokan kehidupan sosial berdasarkan ekonomi.
Contoh lainnya, suatu desa tak sedikit berpenduduk dengan satu suku lebih dominan, hal tersebut terjadi karena biasanya satu keluarga ketika pulang kampung akan membawa keluarga lainnya untuk ikut merantau yang kemudian tinggal di desa tersebut dan beranak pinak.
7. Nilai Kegunaan
Nilai kegunaan adalah konsep yang berkaitan dengan nilai guna suatu
wilayah yang dapat dikembangkan menjadi potensi yang menunjang perkembangan
suatu wilayah.
Contoh, suatu wilayah dataran rendah dengan lahan rawa, dapat dimanfaatkan menjadi objek wisata pemancingan dan rekreasi dengan dibuat kolam yang luas dan gajebo yang nyaman.
8. Interaksi/Interpendensi
Interaksi/Interpendensi adalah konsep yang menunjukkan keterkaitan dan
ketergantungan satu daerah dengan daerah lain untuk saling memenuhi
kebutuhannya.
Contoh, penduduk desa A sering membeli kebutuhan pangan di desa B dikarenakan penduduk desa B merupakan agraris (petani).
9. Diferensiasi Areal
Diferensiasi areal adalah konsep yang membandingkan dua wilayah untuk
menunjukkan adanya perbedaan antara satu wilayah dengan wilayah lain karena
tiap-tiap wilayah memiliki karakteristik khas masing-masing.
Contoh, wilayah pegunungan dan pantai memiliki perbedaan fungsi. Karena wilayah pantai letak dan potensinya untuk mencari ikan, maka penduduk yang tinggal diwilayah sekitarnya bermata pencarian sebagai petani. Bertbeda untuk wilayah pegunungan, penduduk akan memanfaatkan keadaan lingkungan untuk berkebun atau bertani. Perbedaan kedua area tersebut berdampak pada mata pencarian penduduk yang berbeda dalam memanfaatkan keadaan alam tempat tinggalnya.
10. Keterkaitan Ruang
Keterkaitan ruang adalah konsep yang menunjukkan tingkat keterkaitan
antar wilayah dan mendorong terjadinya interaksi sebab-akibat antarwilayah.
CONTOH
q Alang-alang umumnya tumbuh di tempat terbuka yang mendapat sinar
matahari, dengan keadaan wilayah tersebut akan mempengaruhi pula hewan yang akan tinggal.
Sebaliknya, Lumut akan tumbuh di daerah yang kurang mendapat sinar matahari dan memiliki tingkat kelembapan yang tinggi, jenis hewan yang tinggal di tempat lembab akan berbeda dengan lingkungan padang rumput yang luas dan panas.
Prinsip geografi
a. Prinsip Penyebaran
Prinsip ini merupakan dasar yang digunakan dalam melihat
fenomena atau masalah alam dan manusia yang tersebar di permukaan bumi. Penyebaran
fenomena atau permasalahan dipermukaan bumi tidak merata.
contoh, persebaran makhluk hidup disetiap wilayah tidaklah sama, baik jenis dan jumlah dimana keberlangsungannya berdasarkan keadaan wilayah sebagai tempat hidup.
b. Prinsip Interelasi (saling keterkaitan)
Fenomena atau permasalahan
alam dan manusia saling terjadi keterkaitan antara aspek yang satu dengan aspek
yang lainnya. Keterkaitan itu dapat terjadi antara aspek fenomena alam satu dengan
aspek fenomena alam lain, atau fenomena aspek manusia dengan aspek fenomena
manusia.
Contoh
¨ Interelasi Fenomena fisik dengan fenomena fisik.
Gempa yang terjadi di dasar laut akan berinterelasi terjadinya Tsunami
¨ Interelasi fenomena fisik dengan fenomena sosial.
Banjir akan mengakibatkan aktivitas penduduk menjadi terganggu
c. Prinsip Deskripsi (menjelaskan secara detail dengan bukti data)
Fenomena alam dan manusia
memiliki saling keterkaitan. Keterkaitan antara aspek alam (lingkungan) dan
aspek manusia itu dapat dideskripsikan. Pendiskripsian itu melalui fakta,
gejala dan masalah, sebab-akibat, secara kualitatif maupun kuantitatif dengan
bantuan peta, grafik, dan diagram.
Contoh
q Persebaran
penduduk dapat dideskripsikan dengan menggunakan peta.
q Siklus air
yang terjadi di geosfer akan lebih mudah dipahami jika dideskripsikan dengan
gambar
d.
Prinsip Korologi
Prinsip korologi merupakan
prinsip keterpaduan antara prinsip penyebaran, interelasi dan deskripsi.
Fenomena atau masalah alam dan manusia dikaji penyebarannya, interelasinya, dan
interaksinya dalam satu ruang. Kondisi ruang itu akan memberikan corak pada
kesatuan gejala, kesatuan fungsi dan kesatuan bentuk.
Pendekatan Geografi
Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajarai fenomena geosfer
dengan menggunakan pendekatan
keruangan, kelingkungan, dan kewilayahan. Adapun uraian secara detail
sebagai berikut.
a. Pendekatan Keruangan (Spatial Approach)
Pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis
yang menekankan pada eksistensi ruang. Eksisitensi ruang dalam perspektif
geografi dapat dipandang dari struktur (spatial structure), pola (spatial
pattern), dan proses (spatial processes).
Kerangka kerja analisis pendekatan keruangan bertitik tolak pada
permasalahan susunan elemen-elemen pembentuk ruang.
b. Pendekatan Kelingkungan / Ekologi (Enviroment Approach)
Pendekatan ini penekanannya bukan lagi pada eksistensi ruang, namun pada
keterkaitan antara fenomena geosfer tertentu dengan variabel lingkungan yang
ada. Dalam pendekatan kelingkungan, kerangka analisisnya tidak mengkaitkan
hubungan antara makluk hidup dengan lingkungan alam saja, tetapi harus pula
dikaitkan dengan
(1) fenomena yang didalamnya terliput fenomena alam beserta relik fisik
tindakan manusia.
(2) perilaku manusia yang meliputi perkembangan ide-ide dan nilai-nilai
geografis serta kesadaran akan lingkungan.
Fenomena lingkungan mencakup produk dan proses organik termasuk penduduk
dan produk dan proses anorganik. Studi mendalam mengenai interelasi antara
fenomena-fenomena geosfer tertentu pada wilayah formal dengan variabel
lingkungan inilah yang kemudian diangap sebagai ciri khas pada pendekatan
kelingkungan.
c. Pendekatan Kewilayahan / Kompleks wilayah / Regional (Teritorial
Approach)
Permasalahan yang terjadi di suatu wilayah tidak
hanya melibatkan elemen di wilayah itu. Permasalahan itu terkait dengan elemen
di wilayah lain, sehingga keterkaitan antar wilayah tidak dapat dihindarkan.
Selain itu, setiap masalah tidak disebabkan oleh faktor tunggal. Faktor
determinannya bersifat kompleks. Oleh karena itu ada kebutuhan memberikan analisis yang kompleks untuk
memecahkan permasalahan secara lebih luas dan kompleks pula.

Komentar
Posting Komentar